Perkandangan



I. KANDANG DAN PERALATAN

1. Pendahuluan

Managemen perkandangan memegang peran yang penting dalam pemeliharaan ayam ras, baik broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur). Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih jenis kandang ayam pedaging dan peralatan kandang yang sesuai. Kandang harus ekonomis dari hal biaya, mempunyai daya tahan dan lingkungan yang nyaman dan aman bagi ayam.

Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan tempat ayam beraktifitas sehingga kandang yang nyaman (comfort zone) sangat berpengaruh pada pencapaian produktivitas sehingga akan diperoleh pertumbuhan optimal dan menghasilkan performa yang baik.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul kandang dan peralatan, diharapkan:

§ Mengetahui kandang ayam yang ideal, baik dilihat dari lokasi maupun konstruksi

§ Mengetahui tipe-tipe kandang broiler

§ Mampu menyiapkan kandang yang nyaman dan peralatan yang aman untuk ayam

§ Mampu mengoperasionalkan peralatan kandang

3. MATERI PEMBELAJARan

3.1. Disain Kandang dan Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan.

Untuk membuat dan merencanakan konstruksi kandang ayam pedaging maka yang pertama harus dilakukan adalah memilih tempat yang mempunyai penyaluran air dan udara cukup lancar.

Faktor-fakor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang, yaitu:

1. Struktur kandang

Atap :

§ Bahan atap yang baik cepat menyerap dan menghantarkan panas. Berdasarkan pengalaman genting lebih baik dari pada seng atau asbes,

§ Atap kandang harus menjulur keluar agar dapat melindungi bagian halaman kandang sehingga dapat mengurangi cahaya panas pada dinding kandang,

§ Atap bentuk monitor menjadikan sirkulasi udara lebih lancar sehingga kandang menjadi lebih sejuk. Selain itu juga membantu mengeluarkan debu dan amonia dari dalam kandang

Dinding :

§ Dinding kandang berfungsi membatasi ayam agar tidak berkeliaran, melindungi ayam dari hembusan angin maupun hewan pemangsa (predator).

§ Untuk kandang sistem terbuka bahan dinding dapat berupa bilah bamu atau kawat harmonika.

Lantai :

§ Lantai berfungsi sebagai tempat berpijak sekaligus tempat penampungan kotoran.

§ Penggunaan lantai renggang (slat) sebagai lantai kandang broiler menyebabkan sirkulasi udara lebih baik dan mengurangi kontak antara ayam dengan kotoran. Ketinggian lantai renggang (slat) dari tanah minimal 1,25 m.

2. Jarak antar kandang

Jarak antar kandang minimal 1 kali lebar kandang atau ± 7 m. Jarak kandang yang sempit berakibat sirkulasi udara kurang baik apalagi jika terdapat tanaman yang tinggi.

3. Arah kandang

Arah kandang yang baik membujur dari timur ke barat atau sebaliknya. Tujuannya mengurangi intensitas sinar matahari masuk ke dalam kandang. Sinar yang masuk sedikit tapi lebih kontinyu.

4. Pagar pengaman

Pagar mengelilingi seluruh lokasi kandang berfungsi membatasi masuknya hewan lain ataupun orang yang tidak berkepentingan.

3.2. Macam-macam Kandang Ayam :

Berdasarkan konstruksi lantainya, kandang ayam broiler dapat dibedakan menjadi:

1. Sistem lantai rapat (Full litter)

Kandang sistem ini mempunyai lantai rapat yang diatasnya ditaburi bahan organik yang disebut litter. Bahan yang digunakan untuk litter harus memenuhi syarat yaitu : harus kering, daya serap tinggi (porous), tidak berbau dan tidak berdebu. Oleh karena itu bahan yang sering digunakan untuk litter biasanya adalah sekam, potongan jerami, serutan kayu, rumput kering dan lain-lain.

Keunggulan kandang full litter, antara lain :

Ÿ dapat memelihara semua jenis ayam (broiler, layer, broiler/layer breeder),

Ÿ mengurangi problem kaki lecet bagi ayam ,

Ÿ mengurangi kanibalisme dan biaya investasi awal relative lebih murah.

Namun kelemahannya adalah rawan terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas litter termasuk penyakit coccidiosis, cacing dan lain-lain, rawan terhadap heat stress dan kepadatan kandang per m2 rendah.

2. Sistem lantai renggang (Full slat)

Kandang sistem ini mempunyai lantai renggang, terbuat dari bilah bambu, kayu atau kawat yang diatur pada jarak tertentu sehingga kaki ayam tidak terperosok. Keunggulan kandang full slat yaitu: kotoran ayam jatuh ke kolong kandang sehingga lantai tetap kering dan tidak kotor. Hal ini dapat mengurangi resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan kotoran dan litter. Selain itu, tekanan stress karena panas (heat stress) berkurang dan kepadatan kandang lebih tinggi. Investasi awal relative lebih mahal dan tidak memungkinkan digunakan untuk memelihara broiler breeder.

3. Kombinasi litter dan slat

Lantai kandang ini sebagian berlantai rapat dan sebagian berlantai renggang. Pada bagian yang berlantai renggang diletakkan tempat pakan dan minum. Kotoran ayam (feces) lebih banyak berada di bawah lantai renggang (slat) daripada di litter. Kandang ini baik digunakan pada peternakan pembibitan ayam.

4. Sistem Kandang Koloni (Bateray Cage)

Merupakan kandang individu dan digunakan untuk memelihara ayam petelur (layer) produksi. Konstruksi lantai renggang dan miring, sehingga kotoran jatuh ke bawah lantai sedangkan telurnya akan bergulir keluar sehingga terbebas dari upaya pematukan telur dan memudahkan pengambilan telur.

Secara garis besar dikenal beberapa type kandang ayam:

1. Kandang sistem terbuka (open house system)

2. Kandang sistem tertutup (close house system)

  1. Kandang terbuka pada bagian depan
  2. Kandang dengan dinding tirai
  3. Kandang panggung
  4. Kandang diatas kolam

7. Kandang dengan koridor ditengah

Kandang Sistem Panggung

Kandang broiler yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kandang terbuka dengan sistem lantai renggang (Full Slat) atau system panggung yang mempunyai rancang bangun sebagai berikut:

a. Panjang 50 – 100 m dengan lebar 7 – 10 m. Kandang dengan lebar lebih besar, mengakibatkan pengeluaran udara kotor (air flushing) berjalan lambat.

b. Ketinggian kandang 4 -5 m dengan atap monitor.

c. Bahan kandang dipilih yang menghasilkan efek konduksi paling rendah dan mengisolasi panas paling optimal. Pemilihan bahan kandang berpengaruh terhadap terjadinya heat stress,

d. Untuk memperlancar pertukaran udara dalam kandang, membantu mengeluarkan amonia, CO2 dan kelembaban dari dalam ke luar kandang ditambahkam blower atau kipas angin.

3.3. Peralatan Kandang

1. Sistem Pemanas

Untuk membuat suhu dalam kandang stabil maka digunakan berbagai system pemanas. Dengan bertambahnya usia, maka ayam dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatur suhu badan secara sendiri. Oleh karena itu kurang lebih 14 hari, pemanas ruangan akan menjadi sumber pemanas utama.

Berbagai sistem pemanas yang biasa digunakan peternak untuk pemeliharaan DOC (Day Old Chicken = anak ayam umur sehari) dan anak ayam adalah:

a. Lampu Bohlam/dop

Digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC dengan cara menggantungkan lampu bohlam 60 atau 100 watt. Fungsi bohlam lebih kearah penerangan karena untuk pemanas membutuhkan energi yang besar sehingga dari segi biaya tidak menguntungkan. Disamping itu, diperlukan pemanas alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam dan juga bohlam mudah pecah. Kelebihan menggunakan bohlam adalah tidak membutuhkan oksigen, tidak beresiko kebakaran dan mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan.

b.Lampu dan kompor minyak tanah

Sumber pemanas lain yang digunakan adalah lampu minyak tanah dan kompor. Lampu minyak tanah merupakan pemanas sederhana yang digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Sedangkan kompor merupakan satu rangkaian seperti yang digunakan penjual bakso keliling dilengkapi dengan seng/plat besi yang digantung diatasnya. Bila kompor dinyalakan akan memanasi seng sehingga panas yang dihasilkan bisa memanasi area yang lebih luas.

Keduanya mempunyai kelemahan, yaitu beresiko tinggi menyebabkan kebakaran sehingga membutuhkan pengawasan lebih banyak, menghasilkan CO2 sehingga memerlukan ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara dan harga minyak tanah yang mahal. Namun kelebihan pemanas ini investasinya murah, juga berfungsi sebagai penerangan dan tidak terpengaruh pemadaman listrik.

c. Tungku batu bara dan tungku serbuk kayu

Prinsip kerja keduanya relatif sama yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu. Bedanya bila menggunakan batubara bentuk tingku bila diisi akan menyisakan ruang untuk sirkulasi udara sedangkan bila diisi serbuk kayu harus dipadatkan namun dengan bantuan cetakan akan terbentuk saluran yang fungsinya juga untuk sirkulasi udaya (O2) yang membuat api bisa menyala.

d. Pemanas infra merah (gas)

Dengan bahan bakar gas (LPG), api akan membakar keramik sampai membara. Bara inilah yang menghasilkan infra merah

Dari berbagai sumber pemanas tersebut yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater) dengan berbagai merek, diantaranya merk Gasolek atau IGM karena memiliki keunggulan :

Ÿ Dilengkapi dengan alat pengaman (safety device) yang berfungsi mengamankan dengan menghentikan supply gas jika terjadi padam nyala api, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran kandang.

Ÿ Tinggi rendahnya suhu dapat diatur berdasarkan kebutuhan dan kondisi kandang.

Ÿ Cara mengoperasikan mudah, efesien dan daya tahan peralatan lebih lama (5 tahun) dibanding pemanas lain masa pakainya hanya 1 tahun.

Ÿ Berdasarkan perhitungan, biaya operasionalnya lebih murah dibanding pemanas minyak tanah maupun batubara. Biaya LPG Rp 768/e, minyak tanah Rp 882/e dan batu bara Rp 826/e (Trobos, Juli 2007).

2. Tempat pakan

Pembagian pakan dan dekatnya jarak tempat pakan (feeder) dengan unggas merupakan hal penting untuk mencapai target tingkat konsumsi pakan. Sistem pemberian pakan :

a. Tempat pakan manual; berbagai macam tempat pakan manual yaitu:

Ÿ tempat pakan memanjang (long feeder), dengan standar 5 cm/ekor

Ÿ tempat pakan bundar (round feeder), dengan standar 2 cm/ekor

Ÿ tempat pakan nampan (tray feeder), umumnya digunakan minggu pertama dengan standart pada hari I yaitu 1 nampan untuk 100 ekor .

b.Tempat pakan otomatis (Chain feeder dan pan feeder)

Tempat pakan nampan digunakan pada fase brooding yang secara perlahan-lahan diganti dengan tempat pakan gantung. Untuk mencegah pakan tumpah bentuk tempat pakan mempunyai “bibir” serta jeruji agar ayam tidak mengais pada tempat pakan; tinggi tempat pakan digantung tapi piringannya masih menempel di lantai; pengisian pakan sepertiga tinggi piringan.

2. Tempat minum

Penyediaan air yang bersih dan dingin secukupnya merupakan hal yang utama untuk memperoleh pertumbuhan broiler yang baik.

a. a. Tempat minum manual

Tempat minum berupa long drinker atau round drinker harus digantung dan pastikan tinggi bibir tempat minum sejajar dengan bagian punggung ayam bila ayam bediri. Tempat minum ini harus memiliki sekurang-kurangnya 1 cm/ayam.

b.Tempat minum otomatis

Tempat minum yang banyak digunakan adalah tempat minum bulat baik manual maupun otomatis dengan bentuk menyerupai bel (automatic bell drinker), Nipples, drink cups, hanging automatic waterer. Ketinggian tempat minum diatur setinggi punggung ayam,demikian pula tinggi air pada tempat minum yang diatur sesuai besar ayam. Pada tempat minum otomatis kebutuhan tersebut bisa diatur dengan mudah.

3.4. Pengelolaan Kandang dan Peralatan Pasca Panen

Diakhir masa pemeliharaan, semua ayam dikandang harus dikeluarkan dan seluruh semua aktivitas produksi berhenti. Masa tersebut dikenal dengan masa istirahat kandang atau masa kosong kandang. Pemeliharaan ayam broiler diatur dengan system all in all out (ayam masuk dan keluar secara bersamaan) yang bertujuan memotong siklus penyakit sehingga meminimalkan serangan penyakit pada periode berikutnya.

Kegiatan persiapan kandang untuk menyiapkan kandang layak huni sebagai berikut:

1. Mengeluarkan sisa-sisa pakan

Sisa-sisa pakan tidak dapat digunakan untuk pemeliharaan periode selanjutnya, karena telah disimpan terlalu lama sehingga mungkin berjamur atau mengandung spora jamur. Selain itu kontaminasi penyakit mungkin sekali terjadi.

2. Litter dan kotoran segera dikeluarkan dari lingkungan kandang.

3. Semua peralatan dikeluarkan, dicuci atau dibersihkan kemudian didesinfeksi.

3. Debu maupun sarang laba-laba yang menempel pada atap dan dinding dibersihkan.

4. Bersihkan kotoran yang menempel pada celah-celah slat yang sulit dijangkau

5. Cuci seluruh bagian kandang dengan detergent, semprot dengan air bertekanan tinggi, bilas sampai bersih. Kotoran dan sabun dapat mempengaruhi kerja desinfektan

6. Bersihkan sisa-sisa kotoran dikolong maupun sekitar lingkungan kandang

7. Desinfeksi kandang

Setelah tahapan desinfeksi kandang selesai, saatnya istirahat kandang. Istirahat kandang minimal selama 14 hari dihitung mulai saat kandang didesinfeksi.

0 Responses